Copyright © it's about life
Design by Dzignine
Sabtu, 25 Februari 2017

Sebuah Catatan dalam Melupakan

Rasanya sudah puluhan kali aku mencoba memejamkan mata. Posisi tidurku juga selalu bergerak setiap menit. Tapi aku belum juga terlelap. Padahal di suasana seperti ini biasanya sangat nyaman untuk tertidur. Diluar sedang hujan deras, anginnya kencang masuk melalui celah celah ventilasi di kamarku. Merupakan suasana yang sangat nyaman untuk tidur. Tapi pikiranku rasanya tidak mau berdamai dengan keinginanku. Aku terus saja memikirkan kamu yang sudah berhasil kulupakan beberapa bulan ini.

Pikiranku bernostalgia ketika saat pertama kali aku bertemu denganmu. Disebuah ruangan penuh bangku yang membosankan. Tiba-tiba kamu datang dengan segerombolan temanmu. Perhatianku langsung tertuju pada rombonganmu, karena kalian memang berbeda dengan orang-orang yang duduk dalam ruangan itu. Tapi mataku langsung tertuju padamu. Aku tak tahu tiba-tiba aku jadi senang memperhatikanmu selama di ruangan itu. Dan itu selalu kulakukan setiap kali kita berada di ruang yang sama. Pertemuan denganmu menjadi selalu kunantikan, ruangan yang tadinya kuanggap membosankan menjadi sangat kurindukan. Karena aku tahu kamu akan datang pula di ruang itu. Dan yang selalu kulakukan adalah memperhatikanmu.

Aku jadi sering memperhatikanmu diluar pertemuan kita di ruang itu. Karena kita memang beraktivitas di gedung yang sama. Maka dimanapun mataku menemukan sosokmu aku akan langsung memperhatikanmu. Kecuali jika secara tak sengaja mata kita berpapasan. Aku akan langsung buang muka dengan jantung berdebar yang tiada henti. Saat itu mungkin aku tak sadar bahwa aku mulai menyukaimu.

Rasanya melihatmu tersenyum dan baik-baik saja sudah cukup bagiku. Aku tidak berusaha mengenalmu. Bahkan namamu saja baru kutahu setahun setelah aku sering memperhatikanmu di ruang itu. Kemudian keadaan membuat kita tidak lagi berada di ruang yang sama. Tapi aku masih beruntung, aku masih sering melihatmu.Itu sudah cukup bagiku pada saat itu.

Kemudian apa kamu tahu, aku selalu datang di warung perempatan jalan setiap hari Selasa? Karena aku tahu kamu akan makan di tempat tersebut setiap hari Selasa. Aku selalu berusaha mencuri pandangan ke arahmu. Kalau kebetulan kamu duduk di meja depanku maka aku akan cukup senang. Aku tidak perlu pura-pura menengok hanya untuk melihatmu. Walaupun pandanganku tertutup oleh teman-temanku aku cukup senang bisa melihatmu diantara celahnya.

Aku tidak sadar bahwa aku menyembunyikan perasaanku kepadamu terlalu lama. Sampai suatu saat temanku bertanya "Reina, kenapa kamu tidak pernah berhasil dengan laki-laki yang mencoba mendekatimu?" Aku hanya bisa tersenyum dan menjawab "Bukan jodoh", kemudian dia bertanya lagi "Siapa yang sebenarnya kamu suka, jujurlah pada kami, kami tahu kamu sedang menyukai seseorang". Aku hanya bisa mengelak tapi kedua temanku terus saja mendesakku dan menenangkanku bahwa aku harus berbagi daripada kamu selamanya menyembunyikannya. Aku menatap wajah kedua temanku, tanganku berkeringat dingin dan bergetar saat aku mau memberikan pengakuan. Saat aku berhasil menyebutkan namamu. Mereka menutup mulut, mereka sangat terkejut karena aku menyukaimu, seseorang yang tidak aku kenal, seseorang yang hanya pernah berbicara denganku dua kali, seseorang yang aku tak yakin dia mengingat namaku.
"Sudah, sejak kapan Reina". Aku menggeleng, "aku tak tahu, aku mulai memperhatikannya sejak kita disini". Citra yang sejak tadi tidak berhenti terbelalak, kemudian berteriak "Itu sudah 2 tahun lalu". Aku mengangguk menyetujui perkataannya.

Aku tersenyum teringat pengakuanku kepada mereka 2,5 tahun lalu. Berarti ini adalah tahun kelima aku masih memikirkannya. Sebenarnya semenjak aku pindah dari kota itu, aku pikir aku telah melupakannya. Bertemu teman baru, aktivitas baru dan suasana baru. Tidak ada hal-hal yang bisa mengingatkanku padanya. Aku selalu menyibukkan diri, mengerjakan segala yang aku bisa dan aku mulai membuka hati. Bahkan ketika Citra menelpon bulan lalu, aku dengan mantap berkata aku telah melupakannya, tidak ada hal-hal lain yang mengingatkanku padanya.

Aku pikir aku memang sepenuhnnya telah melupakannya. Sampai sore tadi ketika aku sedang menunggu ojek yang akan menjemputku, aku memegang payungku karena hujan mulai turun, aku membuka handphone untuk sekedar menghilangkan kebosanan. Pandanganku kualihkan ke sekeliling jalan barangkali ojekku telah datang, kemudian aku menangkap sosokmu di seberang jalan. Berlari-lari kecil menghindari hujan, tersenyum kepada seseorang di dalam mobil kemudian kamu masuk mobil dan melesat pergi. Waktu seakan berhenti saat itu, jantungku berdegup kencang, sampai aku berpegangan pada batang pohon di sebelahku.

Aku tidak menyangka aku melihatmu disini. Aku kemudian mencari tahu kenapa kamu ada disini.Ternyata dari social mediamu kutemukan bahwa kamu sedang menemani pacarmu yang ada urusan di kota ini.Aku tersenyum, kamu memang lelaki yang setia. Itu juga yang menjadi alasanku untuk diam selama ini. Aku baru tahu kamu sudah punya seseorang yang kamu cintai 2 tahun setelah aku mencintaimu, dan ternyata kalian baru berpacaran 3 bulan waktu itu. Mungkin daripada pacarmu, aku telah mencintaimu terlebih dahulu. Tapi aku tahu aku sudah terlambat, dan kubiarkan saja perasaanku dalam persembunyianku.

Dengan harapan aku akan cepat melupakanmu. Tapi kenyataannya sampai sekarang masih ada ruang di hatiku untukmu. Aku tidak tahu kapan ini akan berakhir karena toh aku sudah berusaha mati-matian kamu masih saja mengisi ruangan itu. Tapi aku percaya "Tuhan pasti punya alasan kenapa ia membiarkan perasaan ini tumbuh selama ini" Entah untuk belajar mengikhlaskan atau untuk belajar menunggu.

*untuk yang sedang berjuang untuk melupakan : jangan memaksakan diri,

Sabtu, 21 Februari 2015
Now, what should I do??



Rabu, 11 Februari 2015

Senja

Aku selalu menyukai senja. Langitnya menawarkan keindahan yang berbeda di setiap goresnya. Kedatangan senja selalu kutunggu. Dan ia tidak pernah mengingkari penantianku. Senja selalu datang tepat waktu. Memberiku sapaan yang hangat dengan langitnya. Dan ia berhasil menyembuhkan rinduku padanya.

Aku menyukaimu seperti aku menyukai senja. Kedatanganmu juga selalu ku tunggu. Namun, kamu berbeda dengan senja. Kamu tidak pernah menyapaku seperti senja. Kamu juga tidak selalu datang disaat aku menantimu. Dan kamu tidak pernah berhasil menyembuhkan rinduku padamu.

Kedatangan dan ketidakdatanganmu selalu menambahkan hal yang sama pada diriku. Rindu. Karenamu rindu ini bertumpuk-tumpuk memenuhi seluruh ruangan di hatiku. Bahkan ia telah menghimpit seluruh dinding-dindingnya. Menimbulkan rasa sakit yang luar biasa dan pecah menjadi air mata.

Sembuhkan rinduku, sebelum ia menghancurkan hatiku.

Tak Sengaja Mendengarkan

"Aku tidak memaksamu untuk membalas cintaku dan mau bersamaku, tapi aku mohon bukalah hatimu, bukan hanya untuk aku, tapi untuk siapapun yang ingin masuk dalam hidupmu, berikan mereka kesempatan untuk sedikit saja masuk dalam hatimu. Jangan biarkan hatimu tertutup sedemikian lama hanya untuk orang yang bahkan tidak memberikan harapan kepadamu"


Kalimat tersebut mengalir lembut dari seorang lelaki yang berkata kepada wanita di depannya. Aku tak sengaja mendengar perkataan mereka, mungkin awalnya tak sengaja tapi kemudian sengaja mendengarkan. Yaah, manusia memang selalu ingin tahu urusan orang lain. Kemudian aku lihat wanita di depan lelaki itu hanya menangis, menunduk tak tahu harus berkata apa.

Mungkin mudah bagi orang lain untuk memintamu membuka hati. Tapi membuka hati tidak semudah membalikkan tangan bukan? itu butuh proses. Bukan proses melupakan, tapi melepaskan dan mengikhlaskan. Aku tahu, wanita itu pasti sudah pernah mencoba membuka hati, mungkin ratusan kali. Ia pasti merasa tertekan karena merasa menyakiti hati banyak orang. Tapi apa daya, ia mungkin baru berada dalam taraf melupakan, tetapi belum bisa melepaskan apalagi mengikhlaskan. Itulah yang membuat hatinya masih beku, masih terkunci oleh gembok ketidakpastian.

Tak sengaja aku menoleh lagi kepada mereka dan kemudian sengaja mengamati mereka. Wanita dengan jilbab merah dan mata sembab itu kemudian menghela napas panjang, mungkin mencoba melepaskan segala beban

"Aku minta maaf kepadamu dan kepada siapapun yang pernah mencoba datang dalam hatiku. Sungguh aku mohon maafkan aku atas segala penolakan yang aku lakukan. Bukannya aku tidak mau menerimamu atau siapapun itu, tapi aku tidak mau menyakiti hati seseorang hanya karena hatiku yang masih belum bisa mengikhlaskan seseorang yang lain. Aku tidak mau seakan aku memberikan harapan, dan kemudian aku menjatuhkannya. Jujur jauh dalam hatiku aku memang masih berharap untuk pada akhirnya aku dapat bersamanya, walaupun saat ini terlihat tidak mungkin.  Tuhan yang memberikan perasaan ini kepadaku dan aku yakin Dia punya alasan kenapa Ia masih mempertahankan perasaan ini tinggal dalam hatiku, walaupun sejuta kali aku meminta untuk menghilangkannya jika itu yang terbaik. Aku mohon pengertianmu, jika aku memang belum bisa membuka hati ini untukmu dan untuk siapapun. Aku yakin Tuhan yang akan membukakan hati ini, untuk seseorang yang tepat, bisa saja itu kamu atau siapapun, ini hanya masalah waktu. Tuhan masih punya alasan untuk mempertahankan perasaan ini ada dalam hatiku. Jadi, untuk yang terakhir kalinya aku mohon pengertianmu dan jangan paksa aku untuk membuka hati ini sekarang"

Dan aku tersenyum. Kemudian pergi meninggalkan mereka yang terjebak dalam keheningan...
Kamis, 17 Juli 2014

Jangan Kira

Jangan kira hanya kau yang punya masalah
hingga kau tak mampu menyantap makanmu
Jangan kira hanya masalahmu yang paling berat
hingga kau tak mampu menopang tubuhmu berdiri
Jangan kira hanya kau yang merasa sedih
hingga kau tak mampu sunggingkan senyummu

Memang, apasih masalahmu?
hingga kau merasa orang paling hancur sedunia
alah, mungkin hanya masalah cinta, cinta dan cinta
ditolak? tak terbalas?
hanya masalah 1 perasaan saja,
kau tak mau makan, tak mau belajar
sunggingkan sedikit senyummu saja bahkan kau tak mau

Lupakan semua itu, lihat
lihat sekelilingmu, ada beribu masalah yang lebih besar
jauh lebih berat daripada masalahmu
lihat, beribu orang kelaparan di luar sana
lihat, beribu orang tidur kedinginan di luar sana
lihat, beribu orang tak punya tubuh yang lengkap
lihat, beribu orang tak bisa hidup bebas
dan mereka masih bisa tersenyum, tertawa dan ceria

lantas, masih mengira masalahmu paling berat?
Sabtu, 17 Mei 2014

Malam Ahad

hari ini sabtu malam, atau bisa dibilang malam minggu lah. Malam dimana banyak dinanti-nanti oleh pasangan. Tapi, kalau buat saya malam minggu tidak berbeda jauh dengan malam-malam sebelumnya. Malam minggu saya juga sama saja dengan malam minggu sebelum-sebelumnya.

Mungkin, buat beberapa orang kondisi ini membuat galau, sedih, gundah, haha. Tidak bisa dipungkiri, saya pun pernah merasakan hal itu, sering malah. Tapi ya saya selalu yakin, ada alasan kenapa Allah belum mempertemukan saya dengan jodoh saya saat ini. Bisa jadi saya harus fokus kuliah dulu, tugas kan banyak, nanti hubungan tidak berjalan mulus karena kesibukan saya. Bisa jadi terlalu cepat jika dipertemukan sekarang, saya masih terlalu muda menurut Allah. Bisa jadi tingkah laku saya yang belum pantas untuk dipertemukan dengan jodoh saya yang mungkin eh semoga sangat baik. Dan alasan yang satu ini yang selama ini bisa membuat saya bersyukur masih single dan yang selama ini menguatkan saya :').
Karena Allah menyayangi saya, dengan tidak membiarkan saya melakukan perbuatan yang dilarangnya. Karena Allah melindungi saya dari perbuatan maksiat. Karena Allah memberi waktu untuk mempersiapkan diri saya sebaiknya  Karena Allah mencintai saya dan keluarga saya :)

Karena Allah akan mempertemukan kami di saat yang tepat, suatu saat nanti, di tempat dan waktu terbaik dengan seseorang yang terbaik :).
Selasa, 11 Maret 2014

Puisi #6 -MENCINTAIMU-

Dibuat tahun 2010

MECINTAIMU

Kata orang
cinta itu adalah anugerah
dan mencintai seseorang
adalah anugerah terindah dalam hidup
Tapi, mencintaimu
adalah hal terburuk dalam hidupku
mencintaimu adalah hal terbodoh dalam hidupku
mencintaimu adalah hal yang menyakitkan bagiku
dan mencintaimu adalah cobaan terberat dalam hidupku
Namu tak dapat kupungkiri aku tetap mencintaimu

Kucoba tuk tepis semua bayangmu
dalam setiap detak jantungku
dalam setiap denyut nadiku
dalam setiap hembusan nafasku
tapi selalu ada kamu dalam jiwaku

Dan tak bisa kuelak
bahwa aku memang mencintaimu
walau dirimu tak pernah tahu itu

-endah-2010